Pengantar WEB SCIENCE
Sejarah Web
Sejarah web menjadi awal dari terbentuknya web service. Penemu situs web adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee, sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertama kali muncul pada tahun 1991. Tujuan dari Tim ketika merancang situs web adalah untuk memudahkan tukar menukar dan memperbarui informasi pada sesama peneliti di tempat ia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim bekerja) mengumumkan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh publik. Situs web biasanya ditempatkan pada server web. Sebuah server web umumnya telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat lunak khusus untuk menangani pengaturan nama ranah, serta menangani layanan atas protokol HTTP yang disebut sebagai Server HTTP, seperti Apache HTTP Server, atau Internet Information Services (IIS).
Pengertian Web
Website adalah fasilitas internet penghubung dokumen dalam lingkup lokal maupun jarak jauh. Dokumen pada website disebut dengan web page sementara link dalam website memungkinkan pengguna bisa berpindah dari satu page ke page lain (hyper text), baik diantara page yang disimpan dalam server yang sama maupun server diseluruh dunia. Pages diakses dan dibaca lewat browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Mozila Firefox, Google Chrome dan aplikasi browser lainnya.
Website juga adalah kumpulan halaman web yang saling terhubung dan file-filenya saling terkait satu sama lain. Web terdiri dari page/halaman, dan kumpulan halaman yang disebut homepage. Homepage berada pada posisi teratas, dengan halaman-halaman terkait yang berada di bawahnya. Biasanya setiap halaman di bawah homepage disebut child page, yang berisi hyperlink ke halaman lain dalam web.
Perkembangan Web
Perkembangan Teknologi Sebelum Web 3.0
Web 1.0
Istilah Web 1.0 sebenarnya merupakan retronim, maksudnya istilah ini tidak ada sebelum booming-nya era Web 2.0 pada tahun 2004. Ciri-ciri Web 1.0 adalah sebagai berikut :
1. Web pages bersifat statik, di mana website hanya bersifat “read-only” sehingga terjadi komunikasi satu arah. Pembaca hanya dapat menerima informasi, tanpa berpartisipasi dalam memberikan infromasi.
2. Penggunaan frameset, yaitu tampilan beberapa buah web page dalam satu window.
3. Penggunaan tag HTML seperti <blink> dan<marquee>
4. Adanya fitur buku tamu online
5. Penggunaan button dengan format GIF, biasanya 88 x 31 untuk promosi produk.
Web 2.0
Istilah Web 2.0 diperkenalkan oleh Darcy DiNucci dalam artikelnya yang berjudul “Fragmented Future”, yaitu [7]: “The Web we know now, which loads into a browser window in essentially static screenfulls, is only an embryo of the Web to come. The firstglimmerings of Web 2.0 are beginning to appear, and we are just starting to see how that embryo might develop. The Web will be understood not as screenfulls of text and graphics but as a transport mechanism, the ether through which interactivity happens. It will [...] appear on your computer screen, [...] on your TV set [...] your car dashboard [...] your cell phone [...] hand-held game machines [...] maybe even your microwave oven.” Meskipun demikian, istilah Web 2.0 mulai muncul ke permukaan ketika Tim O’Reilly dari O’Reilly Media mengadakan konferensi Web 2.0 pertama kalinya di tahun 2004. Pada hakikatnya, Web 2.0 menggambarkan aplikasi web yang memungkinkan kita untuk berbagi informasi, interoperability, user-centered design, dan berkolaborasi. Intinya, user dimungkinkan untuk berkontribusi terhadap konten informasi yang tersedia dalam web. Hal ini berbeda dengan Web 1.0, di mana user hanya menjadi pengguna pasif yang hanya menelan informasi pada website tertentu. Sebagai contoh ,dapat dilihat perbedaan cara kerja enskiolpedia Britannica Online (perwakilan Web 1.0) dan Wikipedia (perwakilan Web 2.0). Ensiklopedia Britannica Online menampilkan artikel yang dibuat oleh pakar di bidang masingmasing untuk dipublikasikan secara periodik, sedangkan Wikipedia mempercayai user anonymous untuk membuat atau merubah konten kapan saja. Selain Wikipedia, contoh aplikasi Web 2.0 lainnya adalah komunitas berbasis web, situs jejaring sosial (Facebook, Twitter, dll.), video sharing (seperti youtube), blog, dan masih banyak lagi.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik Web 2.0 :
1. Pengguna web dapat mengubah isi web page, seperti pada Wikipedia (contoh sebelumnya).
2. Penggunaan web page untuk berhubungan dengan user lain, seperti pada situs Facebook atau MySpace yang booming karena pengguna mudah untuk menjalin silaturahmi dengan rekannya, bahkan dengan teman-teman lama yang sudah lama tidak dijumpai.
3. Share content yang cepat dan efisien, seperti YouTube, dimana member dapat membuat video dan mengunggahnya, lalu orang lain dapat melihat video tersebut dalam waktu yang relatif cepat setelah pengunggahan video (dapat kurang dari 1 jam).
4. Cara baru untuk mendapatkan informasi, yaitu Really Simple Syndication (RSS). Dengan menggunakan RSS, user dapat menerima notifikasi apabila suatu web page ter-update.
5. Koneksi internet tidak terbatas melalui komputer, tetapi juga dapat melalui perangkat lain, seperti telepon seluler.
Overview Web 3.0
Dengan boomingnya Web 2.0, para pakar internet mulai berpikir untuk mengembangkan generasi selanjutnya dari Web 2.0, yaitu Web 3.0. Konsep Web 3.0 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, yaitu saat Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halamanhalaman Web. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki kemampuan membaca Web sama seperti yang manusia dapat lakukan sekarang ini [8]. Sebenarnya, definisi Web 3.0 masih belum jelas [9]. Beberapa pakar berpendapat bahwa browser dapat menjadi asisten pribadi user yang mengetahui segala sesuatu tentang user tersebut dan dapat mencari berbagai informasi di internet untuk menjawab pertanyaan yang kita ajukan. Sehingga tidak salah jika ada yang menganggap bahwa Web 3.0 ibarat database raksasa. Dalam Web 3.0, internet digunakan untuk membuat koneksi dengan informasi, sementara di Web 2.0 biasanya internet digunakan untuk berkoneksi dengan teman kita. Berikut ini adalah beberapa gambaran tentang Web 3.0 :
1. Misalnya kita ingin pergi berlibur ke sebuah pantai dengan anggaran yang terbatas. Untuk itu, kita perlu menentukan lokasi yang dituju, penginapan, trasnportasi, dan sebagainya. Dengan menggunakan teknologi web (search engine), kita dapat mencari lokasi, penginapan, serta transportasi yang sesuai dengan kondisi keuangan kita, tentunya sebisa mungkin tanpa mengurangi kenyamanan kita dalam berekreasi. Pencarian informasi ini memakan waktu yang cukup lama, kadangkadang sampai beberapa jam. Dengan adanya teknologi Web 3.0, pencarian ini dilakukan oleh internet itu sendiri. Browser menganalisis data-data yang didapatkan dan menampilkan hasil analisisnya ke user. Hal ini tentu akan lebih praktis.
2. Misaklan kita memasukkan keyword “Jupiter” di search engine, apa yang akan muncul? Ternyata ada banyak kemungkinan, misalnya artikel tentang sebuah planet yang bernama Jupiter atau salah satu produk kendaraan bermotor. Search engine hanya menampilkan daftar website yang mengandung keyword tersebut, namun tidak mengetahui apakah hasil pencarian tersebut relevan atau tidak dengan yang kita inginkan. Dengan adanya Web 3.0, search engine dapat menganalisis konteks dari keyword yang kita masukkan, yaitu apakah tentang sebuah planet atau kendaraan bermotor.
3. Setiap user mempunyai profil internet yang unik berdasarkan catatan kebiasaan kita ketika mengakses internet. Web 3.0 memanfaatkan history ini ketika kita melakukan searching. Artinya, ketika dua orang yang berbeda melakukan searching dengan keyword yang sama, hasil yang ditampilkan kemungkinan dapat berbeda, sesuai dengan rekaman browsing masingmasing pengguna internet.
Arsitektur Web
Arsitektur informasi web merupakan struktur rancangan (desain) web agar dapat tersusun suatu informasi yang tepat (terorganisasi) dan mudah ditemukan isinya. Dimana struktur rancangan harus memenuhi beberapa aspek antara lain form, fungsi, navigasi, interface, interaksi, visual, dan maksud informasi itu sendiri, yang akan dibangun dalam sebuah web (www.usemod.com). Sepintas, definisi arsitektur informasi menyerupai definisi sebuah buku. Dimana sebuah buku adalah informasi yang isinya dibagi atau diorganisasikan dalam suatu bab, dan bab-bab terdiri dari subbab-subbab yang ditunjukkan pada daftar isi. Namun arsitektur informasi web jelas berbeda dengan buku, perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
DESAIN ARSITEKTUR WEB
Masalah desain web sebenarnya tidak ada aturan yang baku dalam berkreasi. Namun ada hal yang perlu diperhatikan sehingga sebuah web dapat memiliki materi yang sesuai dengan tujuan dan sasaran dari dibuatnya web itu sendiri. Perlu diingat bahwa setiap situs memiliki informasi yang pemakai butuhkan, dan kemudahan pengaksesannya adalah prioritas tertinggi. Ketika itu dapat diapresiasikan suatu situs grafik sangat indah dan menawan tata letaknya, situs itu dapat dikatakan gagal apabila pemakai tidak dapat mengakses situs itu, tidak dapat melihat grafik atau tidak mengerti bagaimana bernavigasi untuk mengakses informasi dalam situs itu. Saat ini, sudah sangat banyak aplikasi berbasis web yang ada, sehingga terkadang seorang harus berfikir jernih dan memeras otak bagaimana caranya agar aplikasinya tidak dikategorikan sampah informasi. Disinilah dibutuhkan petunjuk aturan dalam mendesain sebuah situs web. Dalam perancangan aplikasi berbasis web, dijumpai banyak versi yang berbeda, menunjukkan nuansa kreatifitas dalam design. Antarmuka (interface) pemakai adalah hal yang sangat penting pada desain situs web. Banyak designer yang berpikir dan ingin mengekspresikan ilmu mereka dalam dunia online, beberapa memasang gambar yang indah tanpa mempertimbangkan apakah pemasangannya akan membingungkan pemakai. Gambar mungkin tidak akan membawa informasi yang tersedia dari situs, atau bahkan terlalu kompleks bagi pemula untuk menterjemahkan apa yang harus dilakukan untuk berkomunikasi dan dimana mereka harus mengklik agar dapat menjalankan suatu aksi. Grafik yang bagus selalu membuat menggelitik pemakainya, tetapi pemakaian grafik yang pintar adalah yang biasa saja akan membawa nilai lebih bagi pemakai. Tujuan utama situs web harus mengizinkan pemakai mendapat informasi dari situs dengan cepat, sehingga antarmuka pemakai menjadi suatu hal yang amat perlu di pertimbangkan. Setelah mengerjakan navigasi, dapat mengenalkan elemen desain lain untuk menghias situs. Pada titik ini, elemen visual dan navigasi dapat dijadikan satu, dan keduanya dapat bersinergi dalam mencapai desain final. Selalu menggunakan proses kreatif berulangulang yang didokumentasikan dengan baik.
KETENTUAN PERANCANGAN SITUS WEB
Untuk merancang sebuah situs web beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebegai berikut :
- Tujuan Jelas. Apakah tujuan membuat situs web di internet, apakah hanya ingin sekedartampil di web ? jika jawabnya "ya", tak lebih dari kebanyakan pemilik situs yang ada, dan tak perlu kaget jika situs berakhir dengan situs lain. Buatlah tujuan se-spesifik mungkin. Apa yang ingin dicapai dari situs web? Bagaimana ingin menggunakan situs? apakah untuk menjual produk? atau hanya sekedar memberi informasi! apa saja keuntungan bagi pengunjung situs?.
- Siapa Audien/sasaran. Siapa audiens primer/ sekunder untuk situs? berapa usia mereka? berapa lama mereka meluangkan waktu untuk mengunjungi situs?
- Situs harus Menarik. Situs membosankan seringkali ditemui saat surfing di internet apa yang membuatnya tak menarik ? mungkin kurangnya warna, kurangnya variasi pada teks serta ukuran heading, atau malah halaman tersebut terlalu ramai dan kacau dengan warna yang tak sesuai komposisi, atau mungkin terlalu banyak font dengan berbagai ukuran.
- Jangan Menempatkan dalam 1 halaman. Manajemen yang rapi terhadap isi sangat diperlukan. Jangan menjejali satu halaman dengan berbagai macam informasi yang berlebihan.
- Menata isi dengan cerdas. Isi adalah ’raja’ merupakan ungkapan yang tepat. Jika memiliki informasi yang harus dilihat oleh pengunjung, jangan menguburnya dalam halaman yang tersembunyi, buatlah informasi penting sejelas dan semudah mungkin untuk dicari.
- Memetakan Arus informasi pada kertas. Cara ini sangat membantu jika memiliki kesulitan dalam memvisualisasikan informasi. Mulailah dengan homepage dan lanjutkan dengan halaman-halaman berikutnya. Tampilan visual ini bisa membantu melihat isi yang ingin dihadirkan, menatanya lebih jelas serta menghindari penataan ulang besar-besaran saat membangun situs tersebut.
- Menguji situs secara keseluruhan. Ujilah situs dengan sebanyak mungkin Browser yang mungkin, dan pada platform yang berbeda serta kecepatan modem yang berbeda pula.
Kelebihan dan Kekurangan Web
Kelebihan :
1. Tidak memerlukan keahlian coding
Hal utama yang menjadi kelebihan website builder adalah tidak perlunya keahlian coding. Anda tidak perlu bantuan pakar website, anda juga tidak perlu mempelajari basic coding. Karena program ini diciptakan dengan tujuan untuk mereka yang tidak tahu apapun mengenai coding.
2. Murah dan cepat
Jika anda butuh solusi cepat untuk permasalahan website anda, website builder hadir untuk memberi anda harapan. Website builder sangat cocok bagi mereka yang baru akan membuat website pertama mereka atau untuk membuat blog pribadi dengan topik postingan tertentu. Website builder lebih murah daripada menyewa jasa web desainer. Anda dapat membangun website anda sendiri hanya dalam kurung waktu kurang dari 30 menit.
3. Easy to Export
Meskipun ada beberapa website builder yang tidak bisa mengexport situs ke platform lain, namun tidak sedikit yang dapat dengan mudah melakukan hal tersebut. Mengexport laman dan website merupakan hal yang vital. Apabila anda mengganti jenis bisnis dan domain anda, anda tidak perlu repot-repot membangun lagi dari awal.
4. Tidak perlu keahlian desain
Website sepatutnya harus terlihat mengesankan. Suatu website harus menggunakan tema atau style agar terlihat menarik secara visual. Website builder tidak menjanjikan website yang sempurna, tapi desainnya cukup efektif menarik pengunjung anda.
Kekurangan
1. Tidak cocok untuk bisnis professional
Website bisnis wajib mempunyai kualitas desain, coding SEO, dan fitur yang serbaguna. Kebanyakan konsumen tidak akan mengunjungi website yang sama untuk kedua kalinya jika website tersebut terlihat jelek atau kurang menarik.
Studi kasus membuktikan bahwa 47% orang percaya bahwa desain website adalah faktor utama yang menentukan kredibilitas. Jadi, jika tujuan anda adalah membuat web bisnis, sangat disarankan untuk menyewa desainer web professional untuk kualitas yang lebih baik.
2. Desain yang tidak dapat di Custom
Jika anda ingin website anda tampil bagus, anda perlu pengalaman layaknya seorang professional. Kebanyakan website builder tidak dapat di custom desainnya. Template gratis yang mereka sajikan bersifat generik, tidak responsif dengan mobile device, dan tidak memiliki fitur SEO tambahan.
3. Loading Time yang lambat
Selain website anda yang kredibilitasnya patut dipertanyakan, website builder memiliki masalah lain yakni kecepatan loading time. Anda pasti menginginkan website yang cepat. Sedangkan website yang dibangun dengan website builder gratis memiliki loading time yang sangat lambat jika dibandingkan dengan platform website berbayar.
4. Tingkat SEO yang lemah
Code yang acak-acakan dan tidak terstruktur merupakan hal yang lumrah diantara permasalahan yang ada pada website builder. Hal ini dapat merusak On-Page SEO, yang mana berfungsi meningkatkan visibilitas website anda di mesin pencari seperti google.
Masalahnya adalah dengan website builder anda hanya dapat kendali atas desainnya saja, bukan code nya. Google sangat suka dengan situs dengan pengorganisasian yang baik dan mengikuti syarat standar hirarki atau kategori tertentu. Jika google senang, maka peluang website anda tampil dihalaman pertama semakin tinggi
5. Jumlah Pages atau laman yang terbatas
Kecuali jika anda beralih ke layanan berbayar, website builder yang bersifat gratis memiliki limit atau batas pada jumlah halaman yang bisa anda buat diwebsite. Beberapa dari mereka hanya memperbolehkan 5 laman, sedangkan yang lainnya hanya 1 atau dua saja.
Kita sama-sama tau bahwa konten yang sedikit akan mempengaruhi tingkat relevansi website. Hal itu akan menyebabkan visibilitas anda menurun dimanta mesin pencari (SERPs). Kebanyakan orang ingin mengunjungi website yang secara teratur mengupdate konten nya
6. Fitur Terbatas
Website builder yang gratis hanya menyediakan fitur-fitur terbatas saja. Sedangkan apabila jenis website anda bersifat E-commerce (toko online) anda pasti membutuhkan banyak fitur dan plugin. Hal tersebut tentunya akan mengganggu perkembangan bisnis anda. Jadi tentukan dengan bijak untuk beralih layanan ke paket berbayar.
7. Layanan Customer Service yang minim
Layanan website gratis pada umumnya tidak akan menawarkan jasa customer service yang baik. Jadi apabila website anda mengalami masalah teknis, anda hanya bisa memecahkan masalah tersebut sendiri. Atau anda bisa menanyakan hal tersebut di forum dan meminta saran.
8. Flash Based
Kebanyakan website builder berbasis Flash, dan kebanyakan search engine tidak bisa membaca flash. Website anda menjadi tidak bisa dicari (tidak tampil pada hasil pencarian google). Dan hal ini menyebabkan perkembangan website anda menjadi lambat dan terbatas.
Daftar Pustaka
[1] A. Rahmatulloh, H. Sulastri, and R. Nugroho, “Keamanan RESTful Web Service Menggunakan JSON Web Token (JWT) HMAC SHA-512,” J. Nas. Tek. Elektro dan Teknol. Inf., vol. 7, no. 2, 2018.
[2] C. Kurniawan, A. P. Sari, and A. Syahjaratu, “SEJARAH WEB SERVICE DAN PENGGUNAANYA,” 2017. [Online]. Available: http://sejarahwebservice.blogspot.com/.
[3] Hakim, Lukmanul dan Uus Musalini. 2004. Cara Cerdas Menguasai Layout, Desain dan. Aplikasi Web. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Kadir, Abdul. 2002.
[4] Agung, Gregorius. 2000. Microsoft Frontpage 2000 Webbot. Jakarta: PT. Elex. Media Komputindo. Alexander, F. K. Sibero. 2011. Kitab Suci Web Programing.
[5]. Bambang Dwi Atmoko, "Setelah Web 2.0, Kini Giliran Web 3.0" [Online document], [cited: May 18, 2010], http://netsains.com/2007/07/setelahweb-20-kini-giliran-web-30/
[6]. Jonathan Strickland, "How Web 3.0 Will Work," [Online document], [cited: May 18, 2010], http://computer.howstuffworks.com/we b-30.html
[7] MCCormack C., Jones D., 1997, “Building a Web-Based Education System”, John Wiley & Sons, Inc.
[8] Reed D., 2004, “Web Programming”, Spring, http://www.creighton.edu/~davereed/
0 comments:
Posting Komentar